Rabu, 23 Januari 2008

Slamet "Catatan pinggir" Goenawan Muhamad

24 januari 2008,

Kemarin malam baca majalah Tempo yang terakhir, setelah bolak-balik halaman dan membaca beberapa artikel yang kebanyakan dipenuhi berita sakitnya Jendral tertinggi negara kita, akhirnya kuputuskan membaca catatan pinggirnya Pak Goenawan Muhamad yang selalu menyentuh hati, kali ini judulnya "Slamet".
Setelah membaca beberapa alinea mata ini sulit sekali untuk diajak melek, dan ternyata memang sudah jam 1 pagi, akhirnya aku ketiduran.
Pagi harinya aku bangun jam 5 dan aku melihat majalah Tempo itu masih disamping kepalaku, setelah ritual minum air putih satu gelas seperti biasa perutku bereaksi dan aku langsung nongkrong di WC untuk ritual berikutnya sambil meneruskan membaca catatan pinggir yang tadi malam belum terselesaikan. Ternyata isinya menyedihkan, diceritakan seorang Slamet yang jualan gorengan di Jakarta memutuskan untuk bunuh diri karena tidak kuat menahan bebean pikiran utang yang semakin menumpuk karena himpitan ekonomi ditambah harga kedelai yang nggak karuan. Dia nggak bisa bayar uang sekolah anaknya. dan ironisnya rumah Selamet dekat sekali dengan kantor sebuah Direktorat pertanian dan perdagangan yang mengontrol semua "policy" tentang naik turunnya harga hasil pertanian.
Aku sedih, tapi aku putuskan untuk tertawa, karena sedih dipagi hari sama saja dengan membunuh kebahagiaan yang akan kudapatkan selama sehari nanti. Dan aku memutuskan untuk lebih banyak belanja ke warung tetanggaku yang mungkin harganya selisih 500 perak. Itu keputusan kecil yang aku ambil di pagi hari. Mungkin kecil kalau yang melakukan cum aku, tapi kalau yang melakukan banyak orang, aku yakin ekonomi negara ini akan lebih merata. Memang belanja di Indomaret, Alfamaret, Giant, Carefour, hypermart lebih hemat, tapi coba pikirkan seberapa besar nilai penghematan tersebut dibandingkan dengan nilai uang yang kita pakai untuk belanja hal-hal yang sebenarnya tidak kita perlukan. So, sekali lagi aku akan lebih banyak belana di warung tetanggaku agar ekonomi kampungku menjadi lebih baik.

I'm sure that I'm gonna have a great day today.

1 komentar:

Suvianita mengatakan...

keputusan yang sangat membangun. Great!

knis