Minggu, 30 November 2008

DENA & OPTIMISME

Anaku yang nomor dua ini memang luar biasa, menurutku suatu saat dia akan menjadi seseorang yang punya ketahanan mental yang sangat luar biasa dan sukses. Dia sekarang masih kelas satu, dan seperti dulu pernah aku ceritakan bahwa saat dikeluarkan resume nilai kelas dia ada di posisi ranking 30 dari 31 anak dan tidak sedikitpun dia bersedih akan pencapaiannya, bersama kami berdua dia terus menjaga impiannya untuk menjadi ranking 1 di kelas. Dua bulan kemudian rankingnya naik menjadi 29, kemudian sebulan yang lalu naik lagi menjadi ranking 27. Dan baru saja aku telpon dia menanyakan bagaimana tadi saat mengerjakan soal ulangan. Dia bilang bisa! Dan katanya moga-moga aku bisa ranking 1 ya pak. Tentu saja aku mendukung sepenuhnya cita-cita itu. Pasti Den, pasti kamu bisa, terus belajar dan bahagia maka apa yang kau inginkan pasti menjadi kenyataan.

Terus terang, aku baru saja belajar dari Dena bahwa apapun kondisi kita saat ini, kita harus tetap menjaga impian-impian yang kita punyai, seperti Dena yang terus menjaga impiannya untuk menjadi nomor 1 di kelasnya.

I love U Den!

Kamis, 13 November 2008

Pak, tinggallah dirumah untuku, hari ini saja…..

Kamis kemarin adalah hari yang menurutku sangat berarti bagiku, dan aku percaya bahwa kamis kemarin adalah hari yang penuh kenangan untuknya.

Sama sekali aku tidak merencanakan untuk libur, seperti biasa ritual pagi yang “kemrungsung” atau gedebak-gedebuk, bagi anda yang punya anak dua atau lebih dan masih kecil-kecil pasti tahu yang saya maksud. Dan setelah Yosie berangkat bareng Luhde dan Dena tinggalah aku menemani Nyoman yang hari itu sakit, lemas dan nggak mau makan. Dia terus memeluku, dan aku bilang ke dia bahwa aku hanya bisa menemaninya sampai jam 07.00 karena harus berangkat kerja, dan dia tidak bereaksi. Kira-kira jam 06.45 Nyoman bilang, “Bapak nggak usah kerja, temani Nyoman saja”. Nyoman ngomong seperti itu saat masih dalam pelukanku ditempat tidur, dan dia bicara tepat dimukaku, lembut sekali, dan seperti biasa aku menjawab bahwa bapak harus kerja..bla…bla…bla…dan bukan Nyoman bila dia menyerah, lima menit kemudian dia meminta hal yang sama lagi. Ada suara di hati kecilku “ambilah cuti”, aku langsung SMS atasanku.

Aku beruntung memiliki atasan seorang wanita dari Swedia yang sangat pengertian, kamis 13 November 08 aku menemani Nyoman dirumah, nyuapin dia, bermain, menggambar, nonton TV, membacakan dia buku cerita sampai aku ngantuk dan tertidur, ketika bangun Dia nggak ada alias pindah ke kamar mbak yang mengasuhnya. Aku bisa melihat bintang bersinar dimatanya, dia bahagia.

Terima kasih Sang Hyang Widhi Wasa atas berkat yang Kau berikan melalui anak-anaku.