Rabu, 03 Desember 2008

Curug Lawe & Benowo yang alami




Rabu, 3 desember kemarin pagi-pagi jam 05.45 aku sudah mengayuh sepeda ke meeting poin yaitu depan toko Alfamart di karangrejo, sebelum perempatan terminal Banyumanik. Sepeda aku taruh di penitipan sepeda dan kami ber-4 meluncur ke ungaran untuk cari parkir buat mobil Nicko. Setelah itu kami berempat meluncur ke Gunung Pati, desa Kalisidi, perkebunan cengkeh Zansibar. Dari situlah perjalanan akan dimulai.

Sepeda motor diparkir di pos satpam gerbang perkebunan, sebenarnya bisa lebih hemat waktu bila diparkir di guest house yang lebih diatas, tapi karena ban motor Didik kempes dan ganti ban di desa terdekat, maka diputuskan untuk parkir di gerbang satpam saja.

Etape pertama adalah jalan makadam dan sedikit aspal sampai di guest house, terus menanjak sampai di guest house. Jarak tempuhnya kira-kira setengah jam. Disana ada rumah pegawai dimana kita bisa pesan makan siang yang kita nikmati setelah pulang dari curug nanti siang, ada mie rebus, goreng, ayam bakar, ikan asin, sayur asem dll. Dan kalau pas musin durian kita bisa pesan durian montong!

Etape kedua adalah perjalanan ke curug Lawe, sekarang oleh penduduk setempat sudah dibuatkan jalan setapak yang lebih nyaman/aman. Kalau dulu kita harus turun agak sedikit curam dan kemudian menyusuri saluran air dan sebelaha kirinya adalah jurang yang sangat curam namun asri, sekarang jalan setapak langsung ke arah sendang Pengantin kemudian turun ke arah bendungan. Nah dari bendungan ke arah curug ini yang luar biasa melewati pinggiran sungai dan sekarang sudah dibuat beberapa jembatan dari batang pohon dan ada juga yang terbuat dari bambu. Setelah berjalan kira-kira 10 menit dari bendungan aka nada persimpangan, kalau kekiri ke curug Lawe, ke kanan ke curug Benowo. Sangat indah! Sangat alami! Mungkin karena jarang dilewati manusia/pengunjung jadi hampir tidak ada sampah, luar biasa. Sampai di curug lawe seperti biasa ritual mandi pasti kita lakukan, suegernya minta ampun!

Etape ke tiga adalah perjalanan dari curug Lawe ke curug Benowo, kita harus kembali ke pertigaan pertemuan dua aliran kali/sungai kecil dan langsung naik lagi ke curug Benowo. Perjalanan ke curug Benowo lebih menantang. beberapa pohon tumbang menghalangi jalan setapak sehingga kita harus membungkuk atau melompat melewatinya. Kemudian jembatannya masih sedikit sehingga kita harus nyebur ke kali, melompati batu, mendaki batu sampai akhirnya kita sampai di curug Benowo yang berasa di cekungan tebing sehingga sinar matahari sulit masuk kecuali saat tepat pukul 12 siang, lewat dari itu hanya sinar temaram dan angin dari hempasan air terjun yang

Etape ke empat dalah perjalanan pulang. Seperti biasa perjalanan pulang selalu paling melelahkan, namun di rute curug Benowo dan Lawe ini bisa menjadi lain bila sebelumnya kita pesan ayam bakar, sambel dan lalapan di guest house. Tapi saying kita belum pengalaman jadi kita nggak pesen dan akhirnya seperti biasa kita makan menu andalan pencinta alam yaitu mie rebus instan campur telur dan cabe plus the panas ha…ha…ha…bagi kami apapun makanannya yang penting jalan-jalan…ha….ha…ha….

Total perjalanan (jalan kaki) adalah 5 jam.

Thanks to Nicko, Didik, Aji & Heri for this great trekking, for sure we’ll have another great journey!