Senin, 05 Mei 2008

Jalur Kalikayen (Jalur XC Semarang)

Jalur yang aku impikan. Setelah meluncur ke simpang lima di minggu pagi, minta ampun macetnya simpang lima di minggu pagi. Benar-benar sudah saatnya simpang lima dijadikan kawasan bebas kendaraan bermotor di minggu pagi, paling tidak mulai pagi jam 5 sampai jam 8. Semua kendaraan tumplek blek disitu dari mulai dokar, sepeda, sepeda motor sampai mobil disitu semua berlomba. Dan akhirnya SMS dari mas Eko wanamukti menyelamatkan aku dari semrawutnya simpang lima di minggu pagi, “Kita ke jalur meteseh – kalikayen” langsung saja aku jawab kalau aku mau nyusul dan minta petunjuk arahnya lewat sms.

Aku meluncur dari simpang lima ke arah peterongan, langsung naik ke kedungmundu dan setelah lampu merah ambil jalan aspal melewati perumahan sapta marga. Sampai di pasar meteseh, bila terus ke perum dinar mas, kanan ke sigar bencah, ambil ke arah kiri melewati jalan yang sebelah kanan kirinya mulai terlihat sawah subur. Disini pemandangan sudah mulai hijau dan bagus bagi orang kota yang setiap hari Cuma lihat gedung, mobil dan bus. Setelah melewati jembatan besi kira-kita 50m ambil jalan turun ke kanan kemudian ikuti saja jalan asapal yang sudah rusak banyak lubang. Mulai dari situ kita akan banyak melewati rumah penduduk, dan warung jual nasi dan gorengan yang pisang gorengnya empuk, manis dan besar he..he…uenak tenan. Setelah 2 kilometer dengan trek naik turun yang ringan, kita mulai disambut dengan tanjakan yang extrim dan panjang, kalau nggak kuat ya silakan dituntun saja sepedanya, kalau kuat ya silakan. Sampai nanti kita akan menemui persimpangan yang kalau belok kiri ke Penggaron/Ungaran dan kekanan kita ke arah tembalang. Untuk ke Penggaron aku belum coba (mungkin minggu depan) tapi yang ke kanan sudah. Jarak tempuh dari pasar meteseh sampai banyumanik kira-kira 15 s/d 20 km, sorry sepedaku belum dilengkapi alat pengukur jarak tempuh…

Jalur ini enak sekali buat refresing, kalau beruntung kita bisa melihat beberapa burung elang berterbangan dan aku termasuk salah satu yang beruntung karena dapat melihatnya. Aku tidak tahu jenis apa elang itu, tapi jaman sekarang kita nggak gampang melihat burung elang dilangit bebas. Jadi goweser yang rumahnya banyumanik dan sekitarnya bisa ambil jalur muter terserah mau start dari sigar bencah menurun atau dari perumahan tembalang terus turun ke meteseh dan pulangnya dihajar lagi sama tanjakan sigar bencah, tapi tenang wae, karena kalau kita sudah sering dihajar sama sigar bencah, mau tanjakan apapun pasti lebih enteng. Trus bagi goweser yang rumahnya semarang bagian bawah disarankan untuk naik dari pasar meteseh dan turun lewat jalur sukun kemudian turun gombel.

Minggu depan atau kapan aku sempat aku akan coba jalur banyumanik penggaron lewat persimpangan di kalikayen tadi, trus bablas ke ungaran

“Nyepeda gawe bugar tur nambah konco”

Tidak ada komentar: