Yang ada diotaknya Cuma curiga
Yang ad adi hatinya Cuma amarah
Yang ada di mulutnya Cuma makian
Yang ada terdengar olehnya Cuma hasutan
Teringat akan Sengkuni saat dia bicara
Teringat juga Dursasana saat dia tertawa
Tertawa bersama koleganya
Merayakan hasutan yang dipercaya
Aku harus jadi Sengkuni agar hidup enak katanya
Kalau aku jadi Arjuna maka aku akan miskin
Aku pula harus seperti Dursasana, agar hidupku mulya
Karena bila aku jadi Bisma maka aku akan kelaparan, lalu mati tertancap panah
Lupakah aku tentang rakyatku? Tidak!
Lupakah aku tentang janjiku? Tidak!
Justru karena aku ingat rakyat dan janjiku, aku harus begitu!
Arjuna akan memaafkan musuhnya, Bisma akan menangisi lawannya, aku bukan mereka
Sekali lagi untuk Negara aku harus seperti Sengkuni dan Dursasana
Dan terdengar gemuruh tangisan ibu Pertiwi mendengar pengakuan anaknya
Teringat aku kata seorang Nabi “Alangkah baiknya orang-orang sibuk meneliti aib sendiri dengan tidak mengurusi aib-aib orang lain”
Ibu Pertiwi, semoga kami selalu dalam jangkauanmu, agar bila kami menjauh, masih bisa kau tetap merengkuh kami.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar