Selasa, 19 Agustus 2008

Galungan, 20 Agustus 2008

Di Bali hari ini pasti libur, kami keturunan Bali yang di Semarang tentu saja masuk. Rasa kangen sedikit terobati karena kemarin Mami masak jukut nangka dengan babi plus sambal bali dan walhasil makan malam dan makan pagi tadi rasa Bali. SMS dan e-mail dari teman di Bali bikin iri karena mereka ngledekin kita yang nggak libur.

Pagi ini setelah mengantar Nyoman sekolah aku mampir untuk sembahyang di Pura Giri Natha. Mengucap syukur dan membayangkan apa sih makna Galungan untuk kami sekeluarga? Jawabannya adalah “melayani”, ya melayani…tidak seperti biasanya aku bangun pagi sekali, biasanya aku bangun sekitar pk. 5.30, tapi tadi pagi tumben banget aku bangun pk. 04.00, dan akupun lupa kalau hari ini Galungan. Dan langsung nyetel VCD motivasi eh…kadang sesuatu memang datang tepat pada waktunya, pembicara menyatakan bahwa solusi dari semuanya adalah cinta karena dengan cinta kita bisa melayani dengan ikhlas, nah dengan keikhlasan itu maka apa yang sudah kita berikan oleh alam semesta (baca “Tuhan”) akan dikembalikan kepada kita dalam jumlah yang lebih besar. Dan aku langsung bangkit menuju ke dapur untuk memanaskan jukut nangka yang diberi Mami tadi malam untuk Yosie dan anak-anak, serta bakso yang tadi malam belum habis, intinya aku siapkan makan pagi untuk keluargaku.

Rasanya memang nikmat sekali saat kita melayani dengan cinta….Sang Hyang Widhi..terima kasih karena selalu kauberikan aku apapun pada saat aku membutuhkan melalui apapun yang tidak pernah aku pikirkan. Yang aku perlukan hanya berusaha melakukan apapun dengan cinta…

Selamat hari raya Galungan dan Kuningan.

Semarang, 20 Agustus 2008.

Tidak ada komentar: