Rabu, 06 Februari 2008

“Merokok” vs. “Ndableg”

Bagi orang yang belum pernah merokok komentar mereka adalah “apa sih enaknya merokok?” lalu jawab si perokok “kau belum tahu enaknya merokok, makanya kau tidak tahu”

Lalu si tidak perokok berkata dan bertanya “Kau sudah tahu bahwa merokok itu tidak sehat, tapi mengapa kau masih merokok?” jawab si perokok “nanti kalau saya berhenti merokok kasihan buruh pabrik rokok dan cukai Negara nanti berkurang drastis dan akhirnya Indonesia nggak bisa bayar hutang”

Dan masih banyak jawaban-jawaban konyol dan bodoh dari mereka yang masih merokok demi membela kenikmatan yang mereka dapatkan dari merokok. Aku katakan itu konyol dan bodoh karena kurang lebih terakhir tiga tahun yang lalu aku berhenti mengatakan hal-hal bodoh tersebut. Aku berhenti merokok, ya aku berhenti melakukan hal yang sudah aku lakukan kalau tidak salah mulai saat aku duduk di kelas satu SMP kalau tidak salah.

Definisi dari “ndableg” adalah melakukan seuatu yang tidak diperbolehkan atau tidak disarankan dengan sengaja atau tidak sengaja, atau istilah kerennya “cuek”. Sebagai eks perokok saya pernah ndableg dalam urusan merokok. Ndableg terhadap diri sendiri dan juga ndableg terhadap orang lain yang dirugikan misalnya, ibu-ibu yang pernah duduk disebelah saya ketika naik bis, anak-anak kecil yang pernah berada disekitar, bisa anak kita sendiri, keponakan, anak tetangga atau anak-anak orang lain yang pernah berdekatan dengan kita dan harusnya bisa hidup lebih panjang tetapi terkurangi hak hidupnya karena asap rokok kita, yang harusnya mereka bisa bermain keesokan harinya tapi tidak bisa karena sakit alergi asap dari asap rokok yang kita keluarkan.

Dan aku merasa sangat beruntung bisa berhenti merokok, bagaimana caranya berhenti merokok, caranya hanya ada dua jangan beli rokok dan jangan minta rokok kalau tidak punya rokok. Dan bila anda memutuskan untuk masih merokok, silakan karena itu pilihan anda, saran saya hanya gunakan asap itu untuk anda sendiri, jangan berikan ke orang lain apalagi anak anda atau pasangan hidup anda. Merokoklah diruangan tersendiri atau yang penting saat anda sendiri dan tidak berdekatan dengan orang lain. Dengan begitu anda sudah menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap apa yang anda lakukan.

Selamat bagi yang sudah berhenti merokok dan yang baru saja memutuskan untuk berhenti.

Selamat juga bagi yang belum tapi sudah memutuskan untuk tidak merugikan orang lain dengan merokok “sendirian” di tempat tersendiri.

Selamat juga kepada mereka yang masih “ndableg” memutuskan untuk terus merokok dimana saja dan kapan saja karena dulu saya juga begitu dan saya doakan semoga anda cepat insyaf, he…he…he…

Semarang, 7 February 2008. Selamat tahun baru “tikus” semoga semuanya selalu berubah menjadi lebih baik.

1 komentar:

Amma mengatakan...

thanks to come
You´re always welcome here
love