Selasa, 07 Oktober 2008

Kerendahan hati

Dulu, bagiku mencium punggung tangan itu adalah sesuatu yang aneh. Padahal ketiga adiku melakukan hal itu kepada papi mami di rumah. Saat aku melihat para santri mencium tangan gurunya akupun merasa aneh, dan aku rasa mereka tidak perlu sampai seperti itu. Akup, saat itu sudah merasa menjadi orang yang rendah hati, dan teman-temankupun memujiku bahwa aku orang yang bisa merendahkan hati kepada siapapun biarpun aku tidak mencium tangan siapapun. Ternyata, aku terlena dengan pujian itu, dan mulai sombong dengan mengukuhkan diri sebagai orang yang rendah hati. Tanpa sadar, ternyata dengan mengukuhkan diri sebagai apapun itu berarti kita sudah ‘meninggikan’ hati kita.

Tapi Sang Hyang widhi memang selalu sayang pada umatNya. Dimulai dari beberapa bulan sebelum Lebaran kemarin, aku mengaalami situasi-situasi yang membuat aku berpikir dan introspeksi, dan disitu aku mulai sadar bahwa aku masih tinggi hati, menganggap bahwa diriku sudah benar, sudah baik, sudah tidak sombong, sudah rendah hati, sudah lebih pinter dari yang lain, lebih baik dari lain dan sudah-sudah yang lainnya. Dan di situlah titik balik dimana aku memutuskan untuk mulai mencium tangan kedua orang tuaku. Untuk neneku kebetulan sudah kucium tangannya dari dulu. Lalu berlanjut dengan mencium tangan tanteku, omku, budeku, pakdeku di saat Lebaran kemarin, dan inginnya aku bisa mencium tangan kakak iparku, tapi sayang dia tidak bisa ikut berkumpul saat Lebaran. Tuhan aku sudah berusaha merendahkan hatiku, tapi tetap saja aku tidak bisa ‘mengikhlaskan’ kerendahan hatiku terhadap semua orang yang seharusnya aku tuakan, masih ada beberapa om dan tanteku yang aku ‘tidak’ cium tangannya karena aku menganggap bahwa mereka belum perlu aku perlakukan begitu. Tapi aku berjanji, dan aku akan berusaha untuk mencium tangannya saat bertemu nanti, karena aku mau menaruh rasa hormatku kepada mereka, karena bagaimanapun, mereka sudah belajar lebih banyak tentang hidup dibandingkan aku, karena mereka sudah hidup lebih lama dari pada aku. Dan dengan mencium tangan orang-orang yang aku tuakan, aku merasa dapat berlatih untuk selalu merendahkan hatiku.

Selamat Lebaran, mohon maaf lahir batin untuk semua saudara dan temanku.

Tidak ada komentar: