Rabu, 16 September 2009

Lebaran

Seminggu yang lalu aku berkunjung ke seorang sahabat yang bagiku, dia adalah panutan. Seseorang yang biasanya kalau aku kesulitan, dia adalah salah seorang yang aku kunjungi untuk bicara. Sudah lama sekali aku ‘melupakan’ dia, menelponpun aku tak pernah. Dan kemarin aku dipeluknya, dia sekarang tambah sering dan banyak bicara tentang kehidupan, tentang bagaimana kehidupan yang disarankan oleh para Nabi, dan tentang kebenaran. Aku Hindu dan dia Islam, namun kami selalu sepaham, apa yang dia katakan aku selalu setuju, dan apa yang aku ceritakan dia ‘tersenyum’ (itu kalau dia tidak setuju) dan menurutkupun pengalamanku yang aku ceritakan memang tidak pantas serta jauh dari kebenaran.

Damai, itulah yang aku rasakan dari dua jam kenjunganku ke rumahnya, dan dia selalu bilang bahwa diapun sedang belajar, dia bukan guruku, dia tidak mau kuanggap sebagai guru. Dia bilang, bahwa seharusnya orang memberi tak perlu takut untuk kehabisan, karena yang memberi pasti akan diberi. Semua harus dibalik dari memberi setelah menerima menjadi memberi dulu dan kemudian serahkan semua kepadaNya, “ikhlas”, hilangkan pamrih katanya. Dan aku hanya bisa mengangguk.

Tiba saatnya aku untuk pamit, dan sekali lagi aku dipeluknya, aku hampir saja menangis bila tidak melepaskan pelukannya, seolah aku bisa mersakan kasih tulus darinya, dan katanya “salam untuk istri dan anak-anak, besok-besok aku yang yang datang kerumah”. Betapa rendah hatinya, aku jauh lebih muda darinya, dan dia ‘guruku’, mau datang kerumahku.

Sebentar lagi Lebaran, dan bagiku Lebaran ini sangatlah indah, damai, dan mungkin lebih indah dan lebih damai dari sebelumnya. Terima kasih ya Tuhan.

Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H

1 komentar:

yoxx mengatakan...

anyway, selamat merayakan hari raya dengan keluarga... semoga banyak rejeki dan manfaat yang dapat anda ambil... :)