Tadi pagi aku diciumnya
Bahagia sekali aku
Biasanya aku dicium saat ada sesuatu
Namun tadi, dia menciumku begitu saja
Aku bahagia
Karena aku sudah mulai mencium tangannya
Karena sudah mulai bisa mengangguk saat dia bicara
Karena sudah mulai bisa memberikan cucu yang bisa buat dia tertawa
Memang banyak impianku untuknya
Mungkin nanti tidak semua terjadi
Mungkin nanti hanya sebagian kecil terjadi
Aku bahagia, karena apapun yang terjadi adalah kehendakNya
Entah sudah berapa doa yang dia panjatkan untuku
Yang pasti, tak terhitung
Entah sudah berapa pujian yang dia ucapkan untuku
Yang pasti, tak teringat
Aku bersyukur dilahirkannya
Aku bersyukur dirawatnya
Aku bersyukur dicubitnya
Dan aku bersyukur diharapkannya.
Terima kasih Tuhan, atas Mami yang luar biasa untuku.
Kamis, 22 Oktober 2009
Senin, 19 Oktober 2009
MERASA LAGI
Aku mendengarnya lagi
Pakai telinga? Tidak! Dengan hatiku
Aku merasakannya lagi
Dan itu mengobati rinduku
Dan aku hanya bisa menangis,
Mengangguk dan berhenti sebentar tuk menengadah
Terima kasih, Kau berikan lagi berkat itu
Kau berikan lagi kasih dan damai itu
Ya, memang itu bukan hanya untuku
Tapi untuk kubagi
Karena aku hanyalah saluran
saluran untuk kebahagiaan
Pakai telinga? Tidak! Dengan hatiku
Aku merasakannya lagi
Dan itu mengobati rinduku
Dan aku hanya bisa menangis,
Mengangguk dan berhenti sebentar tuk menengadah
Terima kasih, Kau berikan lagi berkat itu
Kau berikan lagi kasih dan damai itu
Ya, memang itu bukan hanya untuku
Tapi untuk kubagi
Karena aku hanyalah saluran
saluran untuk kebahagiaan
Senin, 05 Oktober 2009
TAKUT
Rasa itu datang lagi
Perlahan, menggerogoti hatiku
Mempengaruhi otaku
Dan itu terjadi saat aku salah
Rasa itu perlahan menipis
Perlahan tergantikan percaya
Meringankan otaku
Dan itu terjadi saat aku mulai sadar
Hanya Dia, Cuma Dia
Tempat kita bersyukur, meminta
Hanya Dia, Cuma Dia
Yang bisa hapuskan takut
Hanya Dia yang bisa berikan kesadaran
Terima kasih Sang Hyang Widhi
Cetho, 4 oktober 09, pk. 19.30
Perlahan, menggerogoti hatiku
Mempengaruhi otaku
Dan itu terjadi saat aku salah
Rasa itu perlahan menipis
Perlahan tergantikan percaya
Meringankan otaku
Dan itu terjadi saat aku mulai sadar
Hanya Dia, Cuma Dia
Tempat kita bersyukur, meminta
Hanya Dia, Cuma Dia
Yang bisa hapuskan takut
Hanya Dia yang bisa berikan kesadaran
Terima kasih Sang Hyang Widhi
Cetho, 4 oktober 09, pk. 19.30
Kamis, 01 Oktober 2009
KUKUH
Dia selalu terlihat kukuh dimataku
Bahkan untuk menyentuhnyapun aku kaku
Kadang dia meliuk saat angin menerpa
Namun tetap saja bagiku dia kukuh
Dari sebrang dia terlihat lembut
Dengan daun yang bersenandung saat ber-angin
Ditelingaku senandung itu selalu terdengar merdu
Namun tetap saja bagiku dia kukuh
Waktu berjalan, dan umurpun menua
Saat ber-angin dia tetap meliuk dan bersenandung
Dan mulai aku melihat betapa lembutnya dia
Dan aku melihat betapa resah ada dibalik kukuhnya
Dan aku mulai merasa lebih berani dekat
Aku senang
Aku bahagia
Aku bersyukur karena belum terlambat
Bahkan untuk menyentuhnyapun aku kaku
Kadang dia meliuk saat angin menerpa
Namun tetap saja bagiku dia kukuh
Dari sebrang dia terlihat lembut
Dengan daun yang bersenandung saat ber-angin
Ditelingaku senandung itu selalu terdengar merdu
Namun tetap saja bagiku dia kukuh
Waktu berjalan, dan umurpun menua
Saat ber-angin dia tetap meliuk dan bersenandung
Dan mulai aku melihat betapa lembutnya dia
Dan aku melihat betapa resah ada dibalik kukuhnya
Dan aku mulai merasa lebih berani dekat
Aku senang
Aku bahagia
Aku bersyukur karena belum terlambat
Langganan:
Postingan (Atom)