Selasa, 29 September 2009

RINDU

Rasa itu datang lagi
Kata guru, aku dapat merasakanNya dimana saja
Kata guru, aku dapat berbicara denganNya kapan saja
Dan aku pun bicara, merasa

Tetap saja rasa itu datang
Dan sepertinya aku harus mencariNya
Kata guru, aku dapat menemuiNya dimana saja
Kata guru, aku dapat memanggilNya kapan saja

Namun, tetap saja rasa itu datang
Dan sepertinya aku harus segera menemuiNya
Aku akan menemuiNya dimana aku bisa
Dan aku merasa bisa menemuiNya

Aku akan sowan
Aku akan bicara
Aku akan mendengar
Dan aku akan merasa

Senin, 28 September 2009

JAUH

Lebih sering aku bersujud kepadaMu
Lebih sering aku menyebut namaMu
Lebih sering aku bercerita tentangMu
Lebih sering aku melihat kebesaranMu

Masih saja aku merasa jauh
Masih saja aku kurang percaya kepadaMu
Masih saja aku meragukanMu

Mungkin karena kerjaku tak sekeras dulu
Karena ikhtiarku tak sekeras dulu
Karena semua hanya diotak

Memang untuk dekat denganMu harus dengan kerja
Dengan laku!
Dengan kerja!
Dengan menjadikannya kenyataan!

Aku harus gunakan hatiku
Tuhan, aku mau dekat denganMu

Rabu, 16 September 2009

Lebaran

Seminggu yang lalu aku berkunjung ke seorang sahabat yang bagiku, dia adalah panutan. Seseorang yang biasanya kalau aku kesulitan, dia adalah salah seorang yang aku kunjungi untuk bicara. Sudah lama sekali aku ‘melupakan’ dia, menelponpun aku tak pernah. Dan kemarin aku dipeluknya, dia sekarang tambah sering dan banyak bicara tentang kehidupan, tentang bagaimana kehidupan yang disarankan oleh para Nabi, dan tentang kebenaran. Aku Hindu dan dia Islam, namun kami selalu sepaham, apa yang dia katakan aku selalu setuju, dan apa yang aku ceritakan dia ‘tersenyum’ (itu kalau dia tidak setuju) dan menurutkupun pengalamanku yang aku ceritakan memang tidak pantas serta jauh dari kebenaran.

Damai, itulah yang aku rasakan dari dua jam kenjunganku ke rumahnya, dan dia selalu bilang bahwa diapun sedang belajar, dia bukan guruku, dia tidak mau kuanggap sebagai guru. Dia bilang, bahwa seharusnya orang memberi tak perlu takut untuk kehabisan, karena yang memberi pasti akan diberi. Semua harus dibalik dari memberi setelah menerima menjadi memberi dulu dan kemudian serahkan semua kepadaNya, “ikhlas”, hilangkan pamrih katanya. Dan aku hanya bisa mengangguk.

Tiba saatnya aku untuk pamit, dan sekali lagi aku dipeluknya, aku hampir saja menangis bila tidak melepaskan pelukannya, seolah aku bisa mersakan kasih tulus darinya, dan katanya “salam untuk istri dan anak-anak, besok-besok aku yang yang datang kerumah”. Betapa rendah hatinya, aku jauh lebih muda darinya, dan dia ‘guruku’, mau datang kerumahku.

Sebentar lagi Lebaran, dan bagiku Lebaran ini sangatlah indah, damai, dan mungkin lebih indah dan lebih damai dari sebelumnya. Terima kasih ya Tuhan.

Selamat hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1430 H

Rabu, 02 September 2009

AKU

Aku ini sering bingung memikirkan aku
Aku ini maunya banyak
Aku ini maunya menang
Aku ini maunya dipuja

Lalu siapa aku ini
Kalau aku mati, kemanakah aku
Akankah aku ikut mati
Atau aku akan hidup lagi
Dengan bungkus lain

Dari mana aku ini
Apakah ada sejak aku lahir
Ataukah baru mulai dibuat setelahnya
Dan dilukis sesudahnya

Tuhan, bimbing aku untuk berdamai dengan aku
Untuk bisa bersanding dengan aku
Untuk bisa sejalan dengan aku
Di jalanMu